Jumat, 14 Oktober 2011

Menjadi Ibu yang Bijak dan Cerdik Berbelanja

   Sebagai seorang ibu berarti harus terjun langsung dalam urusan belanja kebutuhan rumah tangga. Mau tidak mau suka atau tidak suka setiap bulan harus menyisihkan waktu untuk pergi ke minimarket, pasar, warung hanya sekedar untuk membeli sabun, pasta atau perlengkapan mandi lainnya.
   Rutinitas pergi berbelanja adalah hal yang paling kami tunggu sekeluarga terutama buat anak anak kami. Hal itu karena mereka bisa membeli permen dan makanan ringan sesuka hati, dan sekaligus refresing buat kami sekeluarga. Awalnya kami menikmati rutinitas belanja tersebut, namun 2 tahun terakhir saya sudah merasa sedikit bosan dengan rutinitas belanja. Apakah karena kegiatan yang banyak dan saya terlalu lelah mengantri di kasir . Setelah sya renungkan memang ada banyak faktor selain capek, antri dan ternyata berbelanja di pusat perbelanjaan sangat menyedot anggaran rumah tangga.
   Karena beberapa alasan itu saya memutuskan untuk membuat cara belanja baru yaitu dengan mencatat semua kebutuhan dan saya meminta asisten RT untuk berbelanja. yah..lumayan juga meringankan beban .....
Namun beberapa bulan yang lalu ada teman 1 kantor bertanya kepada saya tentang berapa kebutuhan toiletries setiap bulan. Dalam hati saya berpikir ada hubungan apa dia dengan barang toiletries? yah..dengan enteng saya jawab 400 - 350 ribu 1 bulan. Tanpa saya duga teman satu kantor saya tersebut menawarkan hal yang menarik yaitu berbelanja secara online, mendapat diskon , dan akhir bulan belanjaan saya akan ditukar dengan bonus, jadi otomatis saya berbelanja gratis. Sambil berpikir panjang saya bilang ke dia, tidak mungkin hal itu terjadi. Namun karena saya penasaran maka saya mencoba bertanya lebih lanjut.
    waktu berganti dan sudah hampir 4 bulan saya join dengan bisnis yang ditawarkan teman saya, ternayata memang apa yang dikatakan itu benar. Dengan semangat yang tinggi dan dukungan upline saya tersebut saya dapat berbelanja gratis untuk kebutuhan kosmetik dan toiletries. Hmmm ternyata memang menjadi seorang ibu rumah tangga tetap harus berpikir bijak,cerdas dan cerdik dlaam mengatur anggaran rumah tangga.....
Senang rasanya saya dapat menghemat dan mempunyai tambahan uang belanja.
    Saya berterimakasih kepada teman saya Lia yang memberikan jalan untuk saya, dan jika anda penasaran bagaimana hal tersebut dapat saya lakukan....segera gabung bersama jaringan saya yang sangat memotivasi anda untuk mandiri dan menjadi lebih cerdik dalam mengatur keuangan negara kita alias rumah tangga kita

Cheerrrs..dan bergabunglah bersama kami di SIMPLE.....Sukses Itu Mudah Pastikan ORIFLAME..

Jumat, 07 Oktober 2011

Creative Problem Solving

    Pernahkah anda mempunyai masalah? bagaimanakah anda menghadapi suatu masalah? apakah marah, bingung, frustasi atau pasrah? Ada sebagian orang bereaksi cepat jika menghadapi sesuatu masalah. Sama seperti orang kebanyakan jika saya menghadapi masalah pertama yang bereaksi adalah jantung saya yang berdegup lebih kencang, dan langsung saya berpikir siapa yang menyebabkan hal ini terjadi?
    Mencari subyek untuk diipersalahkan dalam menyelesaikan masalah adalah hal yang sering dilakukan, dan lazimnya kita sebut "kambing hitam". namun kali ini saya mencoba untuk tidak mencari kambing hitam atas masalah yang saya hadapi. Saya berpikir seribu langkah dengan apa yang saya hadapi.
    Saya mencoba berpikir realistis, tentang diri saya. Saya boleh mempunyai mimpi yang tinggi. saya boleh mempunyai cita cita menjadi seorang CEO, atau seorang Pengajar yang baik. Saya boleh bermimpi menjadi seorang ibu rumahtangga sekaligus bekerja.
     Tapi ternyata hidup adalah pilihan, dan kita harus memilih. Jabatan, karir dan penghargaan tidak dapat kita peroleh dengan cuma cuma,semua ada faktor  diluar kendali diri kita masing masing.
     Pernahkah anda bertanya kenapa saya tidak naik pangkat? Mengapa saya gajinya tidak naik? mengapa dia lebih sukses dari saya? mengapa saya tidak bisa lebih baik dari mereka? seribu macam pertanyaan sehingga hal itu membuat kita semakin terpuruk dalam sebuah pertanyaan besar. Jika kita bekerja maka hal itu akan menyebabkan kita menjadi demotivasi, dan malas ke kantor. Sambil bekerja kita membuka web lowongan pekerjaan dan melihat lihat lowongan di koran. Dalam hati kita akan berkata, saya akan keluar dari pekerjaan ini dan saya pasti dapat gaji dan posisi lebih baik.
    Hari berlalu dan kita tidak dipanggil ke tempat yang baru, atau ketempat yang sudah kita lamar. Mulailah kita dengan rutinitas bekerja dan dibumbui dengan perbincangan antar sesama teman, mulai timbulah pergunjingan yang awalnya karena kekecewaan kita pada perusahaan dimana kita bekerja.
    Semua itu sudah pernah saya alami dan saya rasakan, betapa berat memang, namun saya berpikir, bahwa saya harus keluar dari semua rutinitas saya. Saya harus tetap menjadi karyawan yang profesional, karena saya digaji oleh perusahaan. Saya tidak boleh bergunjing dan bergosip ria.....saya harus mulai dari diri saya. dan sejak saat itu saya berpikir untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif. Tidak perlu dari orang lain, tidak perlu menunggu gaji saya naik, tidak perlu penghargaan dari atasan. Semua saya mulai dari diri saya sendiri yaitu dengan 1 langkah mudah. SALURKAN KELEBIHAN ENERGI KITA untuk hal hal yang positif....
   Mulailah saya di rumah menekuni gambar mengambar desain baju, melukis pemandangan dan mengajak anak anak saya beraktivitas menggambar. Dari situ timbul banyak ide dengan berbagai macam barang bekas di rumah saya....saya membuat bunga bunga kecil dari kain perca....
Bersyukurlah saya...bahawa meskipun saya tidak mendapat bonus berlebih dari perusahaan namun saya berhasil menciptakan bonus saya sendiri, tanpa tergantung orang lain .....
Dan...jadilah suatu  pemecahan masalah dengan berpikir kreatif.....selamat mencoba