Kamis, 07 Mei 2015
OPINIKU: Kepedulian akan Alam Tempat Kita Tinggal
OPINIKU: Kepedulian akan Alam Tempat Kita Tinggal: Beberapa waktu yang laulu dunia memeringati hari bumi. Mungkin tak banyak orang yang tahu tentang hari itu dan apa maknanya. Semua berjalan...
Kepedulian akan Alam Tempat Kita Tinggal
Beberapa waktu yang laulu dunia memeringati hari bumi. Mungkin tak banyak orang yang tahu tentang hari itu dan apa maknanya. Semua berjalan sesuai hari hari biasanya, kegiatan memeringatinya pun masih bersifat seremonial. Namun sebenarnya apa siy hari bumi itu?
Bumi dimana tempat kita tinggal sudah selayaknya dan pantas untuk kita perhatikan, namun kesadaran ini tidak semua orang tahu. Mari kita simak beberapa pendapat yang dituangkan dalam tulisan tentang apa makna di balik Hari Bumi.
Berikut tulisan singkatnya:
Bumi dimana tempat kita tinggal sudah selayaknya dan pantas untuk kita perhatikan, namun kesadaran ini tidak semua orang tahu. Mari kita simak beberapa pendapat yang dituangkan dalam tulisan tentang apa makna di balik Hari Bumi.
Berikut tulisan singkatnya:
Kembalikan Bumi
Kita
“A true conservationist is a man
who knows that the world is not given by his fathers, but borrowed from his
children.” —John James Audubon
Bumi, dengan segala
macam kekayaan yang ada di dalamnya, merupakan rumah bagi seluruh mahluk hidup. untuk itu setiap manusia patut untuk
menjaga dan melestarikan bumi agar dapat menjadi tempat yang layak untuk
menunjang kehidupan seluruh makhluk hidup. Hari Bumi yang baru saja diperingati secara
internasional pada 22 April kemarin mengingatkan kita akan tanggung jawab yang
harus dipenuhi manusia sebagai manajer alam yang seharusnya menjaga kelestarian
bumi bagi generasi-generasi selanjutnya.
Indonesia,
sebagai suatu negara kepualaun yang terbentang sangat luas dari Sabang sampai Merauke,
merupakan salah satu wilayah dengan kekayaan dan keberagaman alam yang luar
biasa, yang juga merupakan tempat bernaung bagi berbagai jenis spesies makhluk
hidup. Berbagai macam variasi dari segala unsur ekosistem yang ada di Nusantara
membuat Indonesia mencapai tahap megabiodiversitas. Namun, jika dilihat dari
realitas yang ada, keindahan dan kekayaan bumi Indonesia yang sejak dahulu
dibanggakan tersebut kini tidak lagi terjaga dengan baik.
Berdasarkan
catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar
atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data tersebut juga
menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42
juta hektar diantaranya sudah habis ditebang. Selain itu, perlu diketahui pula
bahwa Indonesia ternyata ada di peringkat keempat sebagai negara yang memiliki
jumlah terbanyak spesies terancam punah. Tak kurang dari 1.206 spesies yang ada
di tanah air, masuk dalam daftar terbaru yang dirilis oleh International Union for Conservation of Nature atau IUCN. Sedangkan,
hasil survei Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan, kondisi pencemaran air di
Indonesia telah meningkat hingga 30 persen. Angka tersebut didapat dari pemantauan
terhadap 52 sungai di tanah air mulai dari 2006 sampai 2011. World Bank juga
menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat
tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Di sisi lain, berdasarkan
hasil penelitian yang dimuat di jurnal Science,
pada tahun 2015 Indonesia menempati urutan nomor 2 dalam daftar 20 negara yang
paling banyak membuang sampah plastik di laut.
Data tersebut mungkin hanya
segelintir dari banyaknya data lain yang memuat mengenai bagaimana
menyedihkannya keadaan alam di Nusantara saat ini. Namun, tentu kita semua
dapat melihat bahwa keadaan yang semakin memburuk ini tidak bisa dibiarkan
begitu saja. Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama
dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia.
Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat mengambil tindakan nyata untuk
menjaga dan secara aktif menata alam untuk kemudian dapat dilestarikan bagi
generasi-generasi selanjutnya. Namun, perlu juga diperhatikan bahwa dengan akal
sehatnya, manusia juga dapat bertindak sebaliknya, yakni merusak dan
mengeksploitasi bumi untuk memenuhi keserakahannya dan mementingkan
kepentingannya secara pribadi.
Tentu sebagai manusia yang bermoral
dan beretika, kita harus menjaga dan melestarikan bumi beserta dengan kekayaan
yang ada di dalamnya. Manusia sebagai manajer alam memiliki beberapa peran
penting untuk menjaga keseimbangan bumi beserta dengan isinya. Hal terpenting
yang harus dibangun dalam diri setiap individu adalah kesadaran akan tanggung jawab
manusia dalam menjaga bumi secara bersama-sama. Pendidikan dan sosialisasi sejak dini akan pentingnya rasa cinta
terhadap alam dapat dimulai dari hal yang kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, ikut menanam tumbuhan, dan
mengkonsumsi produk ramah lingkungan.
Selain
itu, dengan memanfaatkan alam
dan kekayaan yang ada di dalamnya secara bijaksana dan penuh tanggung jawab.
Alam yang ada tentu saja harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
namun tidak untuk dieksploitasi untuk memenuhi keserakahan manusia. Kita harus
tau dimana batasan dalam memanfaatkan alam secara optimal, bukan maksimal.
Selain itu, kita juga harus selalu sadar bahwa setelah kita mengambil dari
alam, kita juga harus memulihkan alam yang rusak akibat ulah manusia.
Pengelolaan
bumi secara terpadu dan terintegrasi juga harus diupayakan dengan efektif.
Perlu ada manajemen dari manusia dalam mengelola alam, dan tentu hal ini tidak
bisa dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi yang baik.
Diperlukan kerjasama bersinergi dan gotong royong antar individu untuk dapat
memberikan pengaruh positif untuk alam. Maka, tentu dalam mengelola alam,
manusia harus bergerak bersama-sama. Pemeliharaan lingkungan alam Indonesia
juga harus harus dilakukan secara konsisten. Hal ini dapat didukung dengan
adanya peraturan dan implementasi yang tegas dari pemerintah sebagai pihak yang
berwenang.
Dari
sini, dapat diketahui bahwa manusia sebagai manajer alam memegang tanggung
jawab dan peranan kunci dalam mengelola dan menjaga kelestarian bumi. Semua
pihak harus bersinergi dan bergerak serentak untuk dapat secara efektif melaksanakan
peranannya dalam memulihkan dan menjaga kelestarian bumi sebagai rumah bagi
seluruh makhluk hidup. Tentunya, tak perlu menunggu Hari Bumi tiba untuk
mengambil tindakan dalam menjaga bumi. Kita dapat mengambil tindakan saat ini
dan setiap saat untuk melestarikan bumi karena pada hakikatnya bumi yang kita
miliki saat ini merupakan bumi yang kita pinjam dari generasi penerus
selanjutnya. Maka dari itu, sangat penting bagi kita umat manusia untuk
menjaganya untuk dapat mengembalikan bumi kepada generasi selanjutnya dalam
konsidi yang baik, sehat, dan layak untuk menunjang kehidupan.
Oleh Hillary Johnson
MILIK SIAPAKAH
BUMI?
Populasi
penduduk semakin meningkat tiap tahunnya, sedangkan lahan hijau tergerus dengan modernisasi. Polusi asap hitam di kota besar dan daerah industri yang mencamur. Di kota kota besar Terlihat lingkungan dikelilingi
dengan bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Namun, apa benar hal itu
merupakan sesuatu yang patut kita banggakan?
Manusia
semakin mengagung-agungkan kecanggihan teknologi dibandingkan menjaga
lingkungan tempat hidupnya sendiri. Sejuknya pepohonan sudah tergantikan oleh
sejuknya AC. Manusia semakin dibutakan dengan adanya kerusakan lingkungan
sekitarnya karena adanya berbagai kemudahan yang disuguhkan oleh teknologi.
Kerusakan lingkungan memang mungkin tidak menjadi masalah bagi sebagian orang,
karena mereka memang tidak merasakannya secara langsung, atau bahkan mereka
memang tidak peduli.
Timbunan
sampah nampak di sudut kota. Muncul banjir ketika tetesan deras air hujan
datang. Polusi di mana-mana. Lingkungan sekitar yang mulai gersang. Ironis
memang, mungkin apabila dipersonifikasikan, bumi sedang menangis sekarang.
Lalu, milik siapakah bumi ini? Bahkan para penghuni di dalamnya tidak dapat menjaganya
dengan baik, karena mungkin tidak punya rasa memiliki akan bumi ini.
Sudah
selayaknya kita mencintai apa yang menjadi sumber kehidupan kita. Apakah pernah
kita bayangkan jika tidak ada bumi? Bumi sebagai tempat berpijak, tempat yang
menyediakan berbagai sumber daya alamnya, berbagai keindahan alamnya, dan masih
banyak peran-peran bumi bagi kehidupan kita. Bumi adalah kita. Bagaimana
keadaan bumi mencerminkan bagaimana perilaku orang-orang di dalamnya.
Mulailah
tumbuhkan rasa cinta terhadap bumi ini. Berawal dari kecintaan itulah, pastinya
kita akan menjaganya dengan sangat baik. Seperti kita mencintai seseorang, di
mana kita tidak akan rela ia terluka dan apalagi sampai kehilangannya. Sama
seperti bumi kita. Apabila sudah tertanam rasa cinta terhadap bumi, kita tidak
akan rela bumi ini ternodai oleh ulah-ulah destruktif manusia, dan kita pun
tidak akan rela kehilangan kesejukan, kekayaan, dan kenyamanan akan bumi ini.
Marilah
bersama-sama memperbaiki kondisi bumi saat ini. Marilah kita bersama-sama
menghapus tangisan bumi ini. Marilah kita membuat bumi tersenyum kembali.
SELAMAT HARI BUMI!
oleh : Sara Claudia Sanjaya
Langganan:
Postingan (Atom)